Bogor,
buat saya adalah surga kuliner. Banyak makanan enak yang bisa di explore di
Bogor, mulai dari soto mie, bakso, asinan, es cendol, toge goreng, laksa, bisa
dipilih sesuai selera masing-masing. Kuliner bogor juga semakin berkembang,
banyak bermunculannya resto baru dengan konsep yang nyaman dan membuat
orang-orang betah untuk berlama-lama disana, salah satu yang lagi hits
banget di kalangan anak gaul Bogor adalah Lemongrass.
Karna
lagi hits nya, akhirnya akhir pekan lalu saya dan teman-teman memutuskan untuk
berkunjung dan mencicipi suasana apik yang di tawarkan resto ini. Saya
berdomisili di Depok tepatnya di Pondok Cina memutuskan untuk naik krl untuk
menuju Bogor. Diiringi 5 orang teman, kami memutuskan untuk jalan sehabis azan
Zhuhur, setelah sholat kami bergegas ke St. Pondok Cina. Cuaca saat itu memang
sangat ekstrim, sungguh panas sehingga membuat kami berjalan cepat.
Buat
yang kurang familiar dengan jalanan di Bogor, jangan khawatir, Lemongrass cukup
mudah ditemui. Dari exit tol Bogor, lurus aja sampai lampu merah terminal Baranangsiang,
belok kanan, kemudian lurus terus sampai ketemu Hotel Pajajaran di kiri.
Nah Lemongrass berada tepat di seberangnya. Buat yang tidak mengendarai
mobil dan hanya anak kostan seperti saya cukup naik angkot saja yang memang
lumayan ribet sih, dari stasiun bogor naik angkot 07 terus turun di depan Mall
Jambu lansung sambung angkot 09, sekitar 5 menit jalan lansung sampai deh, naik
angkot juga gak terlalu mahal dibandingkan harus naik ojek cukup dengan enam
ribu rupiah.
Sesampainya
disana jam menunjukkan pukul 2 siang, dari luar tampak sangat rame pengunjung
hari itu, kami lansung masuk dan lansung mendaftarkan nama salah satu teman
saya untuk di panggil saat waiting list
nanti. Lemongrass memang menawarkan suasana dan dekorasi disini sangat menarik
dan ditata cukup apik, mengusung open kitchen, dan banyak area terbuka hijau
dengan taman dan kolam kecil yang berpadu manis dengan furniture dari kayu.Sembari
menunggu waiting list kami melihat
lihat kebagian bawah restoran tersebut, dengan kursi sofa yang putih, didukung
dengan tanaman tanaman hijau di sekeliling nya membuat saya untuk ingin duduk
disana. Namun saya tau, jika untuk duduk di sofa tsb harus meronggoh kocek
lebih menyewa tempat duduk tersebut.
Setelah
sekian lama menunggu akhirnya nama teman saya di panggil, kami diminta untuk
duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat menunggu tadi. Dengan perasaan yang
malas untuk duduk disana, kami pun terpaksa untuk duduk disana, bukan karna
jelek atau bagaimana hanya saja kursi tersebut berada tidak jauh di tempat
waiting list tadi membuat ramainya orang yang lalu lalang disana. Akhirnya kami
memutuskan untuk memberikan kursi tersebut kepada keluarga yang lagi menunggu,
ya terpaksa, membuat kami harus menunggu lagi.
Not
bad
Merasa
masih lama, saya, novi, ulva dan citra memutuskan untuk menuju ruang sholat,
antrian masih di tunggu oleh dua teman saya. Tak berapa lama saya menuju ruang
sholat, dua teman saya memanggil satu teman saya yang ikut untuk sholat.
Berfikir bukan saya yang di panggil saya pun memutuskan untuk terus jalan .
Saya pun menunggu antrian sholat, menurut saya ruangan untuk sholat di restoran
ini bisa dikatakan tidak layak karena tempat nya sangat tidak bagus, dekat
dengan ruang pencucian, berukuran kurang lebih dua badan orang dewasa,
panas,dan bau.
Setelah
merapikan jilbab, saya lansung menuju arah tempat menunggu antrian, saya duluan
meninggalkan Novi dan Citra karena tidak betah dengan suasana ruangan, namun di
barisan antrian saya tidak melihat mereka. Saya pun menanyakan keberadaan
mereka kepada salah seorang pelayan, “Atas nama Uty sudah berada di atas mba,
bisa menuju tangga sebelah sana” ia pun menunjuk kebagian sudut bagian resto, “Terima
kasih” kata saya sembari berjalan menunju tangga. Setelah sampai diatas, saya
pun melihat Uty, Uti, dan Ulva sudah berada diatas, saya bisa mendeskripsikan
muka meraka yang kusut,Sebelum saya bertanya ada apa dengan mereka, salah satu
teman saya pun lansung mengeluarkan kata yang tinggi, “Saya disini bayar ya
mas, di oper sana sini, kalian fikir saya ini apa” . Saya pun terkejut ada apa
dengan mereka, belum sempat saya bertanya seorang pelayan datang menghampiri
kami dan ia bertanya ada apa dengan teman saya. “Saya disuruh ke atas, meja
saya diatas tapi sekarang meja untuk enam orang tidak ada, ini gimana ya mas?”
kata Uty dengan kesal. Pelayan tersebut membawa kami ke meja yang memang kosong
namun berkursi 8. Namun teman saya masih terus berbicara, mengeluhkan atas
pelayanan restoran ini. Yang saya tangkap 3 teman saya itu tidak di layani
dengan baik pada saat antri tadi. Si pelayan pun meminta maaf atas kejadian
tersebut dan berusaha mencairkan suasana.
Setelah
Novi dan Citra datang, kami pun memasan makanan mengingat sudah lama mengantri
dan perut sudah sangat lapar.Melihat menu yang sangat beragam membuat kami
ingin memesan semua makanan yang ada, namun karna terkendala uang kami
mensiasati dengan memesan menu yang berbeda-beda.
Saya
memesan Mie Goreng Thailand seharga 38K yang katanya sih recommended dicoba
tapi setelah datang dan mencobanya lansung saya bisa berkomentar mie ini mirip
rasanya dengan kwetiaw namun enak dan sangat banyak, potongan dagingnya juga
sangat enak. Saya memesan minuman homemade watermelon lemonade seharga 29K dan
rasa nya superrr segarnya , rekomended banget nih buat dicoba. Selain itu juga
ada yang memesan Ikan Dori Cabe Garam yang bisa dibilang lumayan enak, rasa
daging ikan nya empuk tapi gak sebanding dengan harga nya cukup mahal 44K, ada
laksa bebek panggang yang tampilannya seperti mie rebus dengan telur dan
potongan daging bebek tapi rasa nya sama aja sama mie ramen kuah kari ayam
kayaknya yang bikin mahal sih potongan bebek nya itu lo, seharga 44K. Lumpia
udang kulit tahu yang bikin nagih tapi porsinya dikit banget dengan harga 20K,
Mie hongkong style ayam yang karna kelamaan gak dimakan karena keasikan
foto-foto kuah nya jadi dingin , rasa nya kurang enak karena mie nya yang masih
keras, harga nya lumayan sih 39K. 1 porsi danging sapi Thailand yang super
duper banyak dan enak ini memiliki harga yang sangat tinggi atapi karna ini
iuran yaa boleh lah ya sekali-sekali , 50K. Dan yang terakhir kami pun memesan roti tissue nutella keju yang waktu kami antri banyak memesan karna rasa penasaran kami pun memesan, dengan harga 30K tidak sebanding dengan harga dan makanan nya.
Setelah
kenyang kami pun pulang dengan kembali menaiki angkot yang sama tapi beda nya cuma
naik satu kali angkot saja, mungkin karena udah malem juga, belum malem banget
sih masih jam 7an, tapi mungkin abang angkot nya emang satu arah sama tujuan
kami juga. Akhirnya naik krl lagi arah St. Pondok Cina dan sampai dirumah pukul 8 malam dengan badan yang sudah lengket dan bau.
Ini lah menu makanan, mulai dari main course, appetizer, coffee dan dessert
Ini lah beberapa foto kebahagiaan kami dikala badan masih lelah dan perut masih lapar
dan ini lah struk pembayaran yang bikin kami miskin hingga akhir bulan :(
0 komentar:
Posting Komentar