ASPEK-ASPEK POKOK
KOPERASI DAN SISTEM EKONOMI
Ada 3 sistem
ekonomi yang berbeda berdasarkan kesamaan-kesamaan hakiki yang terdapat dalam
struktur pembuatan keputusan, struktur infomasi dan motivasi pada perekonomian
Negara-negara industri.
a) sistem perekonomian swasta
atau kapitalis, misalnya Amerika Serikat, Republik Federasi Jerman, dan
Negara-negara industri Barat lainnya termasuk Jepang.
b) Sistem perekonomian
sosialis yang direncanakan dari pusat, misalnya Republik Demokrasi Jerman dan
Uni Soviet.
c) Sistem perekonomian pasar
sosialis dengan pemilikan masyarakat (Yugoslavia) atau denagn pemiliakn Negara
(Hongaria) yang telah dikembangkan berdasarkan pengalaman-pengalaman negatif
yang diperoleh dari penerapan bentuk perencanaan administratif dari pusat atau
berbagai kegiatan ekonomi dan atas berbagai proses pembangunan.
PRINSIP KOPERASI
Merujuk pada
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi adalah:
1.Keanggotaanbersifat
sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan
dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
6. Pendidikan
perkoperasian.
7. Kerjasama antar koperasi
Pembahasan
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada
prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai
kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta dari
peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk
badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang
cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata
sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15
tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah
mengalami kemunduran.
Pasang-surut
Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Saat
ini pertanyaannya adalah “Mengapa Koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya
pemerintah untuk memberdayakan Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa
dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari
pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan
saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari
bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari
perbankan, Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan
gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus
yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM
(Pengusaha Kecil Menengah), yang sebagai memacu gerakan ini untuk terus maju.
Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi
marjinal, pelaku bisnis yang perlu “dikasihani”.
Sebenarnya,
secara umum permasalahan yang dihadapi koperasi dapat di kelompokan terhadap 2
masalah. Yaitu :
A. Permasalahan
Internal
·
Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas;
·
Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap
jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatiannya terhadap pengelolaan
koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan
lingkungan;
·
Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan
dalam memulihkannya;
·
Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha
pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal
ini mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi sehingga mengurangi kekuatan
bersaing koperasi;
· Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu
sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian
pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan
Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain
pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
·
Dengan modal usaha yang relatif kecil maka volume usaha terbatas;
akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki
tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah
sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
B.Permasalahan eksternal
·
Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara
bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
·
Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak
dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk
yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak
lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
·
Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan
koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat
yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
·
Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan
penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru
menciutkan usaha.
Selain itu Koperasi sulit berkembang
diantara lain disebabkan oleh :
·
Kurangnya Promosi dan Sosialisasi
Promosi diperlukan agar masyarakat
tahu tentang koperasi tersebut. Pemerintah dengan gencarnya melalui media massa
mensosialisasikan Koperasi kepada masyarakat namun jika sosialisasi hanya
dilakukan dengan media massa mungkin hanya akan “numpang lewat” saja. Memang
benar dengan mensosialisasikan melalui media massa akan lebih efektif untuk
masyarakat mengetahuinya, namun dengan sosialisasi secara langsung untuk terjun
kelapangan akan lebih efektif karena penyampaian yang lebih mudah dipahami.
Dalam masalah promosi barang yang dijual di suatu koperasi juga mengalami
kendala seperti kurangnya promo yang ditawarkan dan kurang kreatifnya koperasi
untuk mempromosikan sehingga minat masyarakat juga berkurang untuk dapat ikut
serta dalam koperasi.
·
Kesadaran Masyarakat Untuk Berkoperasi Masih Lemah
Masyarakat masih sulit untuk sadar
berkoperasi, terutama anak-anak muda. Kesadaran yang masih lemah tersebut bias
disebabkan kurang menariknya koperasi di Indonesia untuk dijadikan sebagai
suatu usaha bersama. Selain itu para pemuda-pemudi lebih sukamenghabiskan waktu
di luar daripada melakukan kegiatan didalam koperasi karena bagi pemuda
terkesan “Kuno”.
·
Harga Barang di Koperasi Lebih Mahal Dibandingkan Harga Pasar
Masyarakat jadi enggan untuk membeli
barang dikoperasi karena harganya yang lebih mahal dibandingkan harga pasar.
Bagi masyarakat Indonesia konsumen akan memilih untuk membeli suatu barang
dengan harga yang murah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik
dibandingkan dengan koperasi. Dengan enggannya masyarakat untuk
bertransaksi di koperasi sudah pasti laba yang dihasilkan oleh koperasi-pun
sedikit bahkan merugi sehingga perkembangan koperasi berjalan lamban bahkan
tidak berjalan sama sekali.
· Sulitnya Anggota Untuk Keluar dari Koperasi
Seorang anggota koperasi maupun
pemilik koperasi akan sulit untuk melepaskan koperasi tersebut, kenapa ? Karena
sulitnya menciptakan regenerasi dalam koperasi. Dengan sulitnya regenerasi maka
seseorang akan merasa jenuh saat terlalu dalam posisi yang ia tempati namun
saat ingin melepaskan jabatannya sulit untuk mendapatkan pengganti yang cocok
yang bias mengembangkan koperasi tersebut lebih lanjut.
·
Kurang Adanya Keterpaduan dan Konsistensi
Dengan kurang adanya keterpaduan dan
Konsistensi antara program pengembangan koperasi dengan program pengembangan
sub-sektor lain, maka program pengembangan sub-sektor koperasi seolah-olah
berjalan sendiri, tanpa dukungan dan partisipasi dari program pengembangan
sektor lainnya.
·
Kurang Dirasakan Peran dan Manfaat Koperasi Bagi Anggota
dan Masyarakat
Peran dan Manfaat koperasi belum
dapat dirasakan oleh anggotanya serta masyarakat karena Koperasi belum mampu
meyakinkan anggota serta masyarakat untuk berkoperasi dan kurang baiknya
manajemen serta kejelasan dalam hal keanggotaan koperasi.
Hal-hal tersebut merupakan factor
yang mempengaruhi mengapa Koperasi sulit untuk berkembang, maka setiap koperasi
dibutuhkan untuk mengelola koperasi tersebut dengan benar yang sesuai dengan
fungsinya sebagai koperasi agar dapat berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Koperasi seharusnya
memberikan pelayanan dapat Membantu meningkatkan penghasilan dan kemakmuran
anggota khususnya dan masyarakat umumnya, dan mengadakan
sosialisasi secara langsung untuk terjun kelapangan akan lebih efektif
karena penyampaian yang lebih mudah dipahami dan pengenalan kepada
masyarakat lainnya agar masyarakat tau apa sebenarnya tujuan manfaat dan
kegunaan koperasi tersebut
0 komentar:
Posting Komentar